Di usia yang sudah menginjak tidak muda lagi, osteoporosis sudah mulai menghantui. Terlebih jika pola hidup Anda saat muda dulu tidak teratur (jika tidak ingin dikatakan tidak sehat). Osteoporosis banyak dikenal juga dengan tulang keropos. Ini adalah salah satu penyakit yang menyebalkan. Baik untuk pria, mau pun wanita.
Saat osteoporosis menyerang, kondisi tulang pun akan menjadi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini tidak mudah disembuhkan, namun Anda tentu saja bisa melakukan sesuatu untuk menghambat terjadinya pengeroposan tulang.
Dengan begitu, ada baiknya jika Anda bisa mengenali dan mendeteksi pemicu osteoporosis sejak dini. Jika sudah terdeteksi, Anda tentu dapat lebih mudah mengontrol dan melakukan sesuatu untuk menghambat pengeroposan tulang.
Salah satu pemicu yang paling mudah dikenali adalah kebiasaan mengonsumsi garam dalam jumlah banyak. Garam memang bumbu dapur yang dapat meningkatkan rasa sedap pada masakan. Namun jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih, garam dapat menyebabkan kalsium dalam tubuh berkurang sedikit demi sedikit.
Kebiasaan minum air putih dalam jumlah cukup juga dapat menghambat osteoporosis. Karena kekurang konsumsi air putih dapat membuat Anda terkena osteoporosis dengan lebih cepat. Air putih memiliki fungsi penting untuk mengatasi pembusukan tulang.
Satu hal yang harus Anda perhatikan adalah olahraga. Kurangnya olahraga dapat memicu osteoporosis menyerang lebih cepat. Cukup luangkan waktu Anda 30 menit setiap 2 kali dalam seminggu, maka Anda dapat mencegah pengeroposan tulang Anda.
Rokok dan makanan cepat saji yang banyak beredar di zaman sekarang pun tidak kalah hebatnya dalam memicu osteoporosis. Komposisi gula, sodium, dan lemak dalam makanan cepat saji sangat tinggi. Akibatnya adalah tulang akan cepat keropos. Dan jangan lupa untuk melakukan peregangan otot secara berkala saat bekerja di kantor. Terlalu lama duduk pun dapat mejadi pemicu osteoporosis yang luar biasa. Cukup jalan-jalan kecil di sekitar ruangan selama beberapa menit, sudah cukup membantu tubuh merasa nyaman dan menghindari osteoporosis.
No comments:
Post a Comment