keyakinan kerap menjadi batu sandungan dalam hubungan percintaan. Lantas, bagaimana seharusnya menyikapi hal ini? Setiap orang berhak jatuh cinta. Sayangnya, kita seringkali tak bisa memilih kepada siapa jatuh cinta. Ketika cinta sedang bersemi, perbedaan pun seperti tak penting lagi. Salah satu perbedaan yang disepelekan ialah agama.
"Pada awal hubungan, kita hanya menonjolkan persamaan. Perbedaan justru dilihat sebagai sesuatu yang positif," tutur psikolog muda Fredrick Dermawan Purba pada Okezone, belum lama ini.
Demikian halnya pada perbedaan agama, yang seiring dengan berjalannya waktu jadi mulai mengganjal.
"Kita mungkin bisa bilang tidak akan serius menjalani hubungan ini, tapi ke depannya tentu tidak ada yang tahu," sambung pria yang akrab disapa Bang Jeki ini.
Masyarakat Indonesia umumnya masih menilai segala sesuatunya dari agama. Untuk itu, dosen di Universitas Padjajaran Bandung ini punya saran tersendiri.
"Ibaratnya, kalau tidak mau tenggelam jangan bermain di sungai deras. Begitu pula dengan pacaran beda agama. Sebisa mungkin lebih baik putus di awal, daripada menjalani hubungan yang kita tahu tidak akan punya akhir yang baik," tutupnya.
No comments:
Post a Comment