Ibu Yang Ter muliakan ..
Alkisah ..
Di Saudi Arabia, di salah satu kantor pengadilan Kota Qasim berdirilah seorang pemuda Hizan al Fuhaidi dgn air mata yg bercucuran hingga membasahi janggutnya.
Kenapa itu ? Karena ia kalah thd "perseteruannya" dgn saudara kandungnya.
Tentang apakah itu ?
Apakah tentang tanah atau warisan sehingga mereka saling berebutan ?
Bukan, ini bukan karena harta benda atau kekayaan. Ia kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan Ibunya yg sdh tua renta yg hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput. Seumur hidupnya, Ibu itu tinggal bersama Hizan yg selama ini dgn ikhlas menjaganya.
Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yg tinggal di kota lain utk mengambil Ibunya agar tinggal bersamanya dengan alasan fasilitas kesehatan dll di kota jauh lebih lengkap dari pada di desa. Namun, Hizan menolak dgn alasan selama ini ia mampu utk menjaga Ibunya. Perseteruan ini tidak berhenti sampai di sini, hingga berlanjut sampai ke pengadilan.
Sidang demi sidang dilalui, hingga sang Hakim pun meminta agar sang Ibu dihadirkan di majelis. Kedua bersaudara ini membopong Ibunya yang sudah tua renta yg beratnya sdh tdk sampai 40 Kg. Sang Hakim bertanya kepadanya, siapa yg lebih berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang Hakim, ia pun menjawab, sambil menunjuk ke Hizan, “Ini mata kananku ! ”, kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiri ku ..!
Sang Hakim berpikir sejenak kemudian memutuskan hak kepada adiknya si Hizan, berdasarkan kemaslahatan bagi Ibunya. Betapa mulia air mata yang dikucurkan oleh Hizan. Air mata penyesalan krn ia tidak bisa memelihara Ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjut. Betapa mulia dan terhormat nya si Ibu yg sdh tua renta itu diperebutkan oleh anak-anaknya yg sangat mencintainya sedemikian rupa.
Andaikata saja kita bisa memahami bagaimana Ibu itu dapat mendidik kedua putranya hingga ia menjadi "ratu" dan "mutiara" ter mahal bagi anak-anaknya.
Semoga bermanfaat......
No comments:
Post a Comment