Friday, June 21, 2013

MENGAPA API BISA BERBENTUK BULAT DAN DINGIN DI LUAR ANGKASA?


Astronot yang berada di International Space Station (ISS) menganalisis api di luar angkasa. Mereka berupaya mengungkap bagaimana dan mengapa api bisa terbentuk menjadi bulatan-bulatan kecil.

Dilansir Redorbit, Rabu (19/6/2013), ribuan reaksi kimia berlangsung secara bersamaan yang melibatkan elemen api. Molekul hidrokarbon dari sumbu dapat menguap dan pecah-pecah terpisah oleh panas.

Peneliti mengombinasikan proses menguapnya hidrokarbon tersebut dengan oksigen untuk menciptakan cahaya, panas, karbondioksida dan air. Terlihat bentuk mirip tetesan air mata yang merupakan api, sebagai efek buoyancy (gaya apung) yang terjadi ketika udara panas naik dan menarik udara sejuk.

Api tersebut terlihat berkedip. Namun, di ruang tanpa gravitasi, proses pembakaran dari api akan berbeda, di mana api tersebut membentuk bola-bola kecil.

"Dalam ruang difusi molekular, terjadi proses menarik oksigen ke api dan produksi pembakaran dari api berada di tingkat 100 kali lipat lebih lambat dari aliran 'apung' di Bumi," jelas Dan Dietrich, ilmuwan NASA Glenn Research Center.

Astronot di stasiun luar angkasa ini merekam segala sesuatu dari pengapian hingga memadamkan api tersebut. Astronot merekam menggunakan kamera yang ditempatkan di Combustion Integrated Rack (CIR) NASA. Percobaan 'memainkan' api ini dikenal dengan nama Flame Extinguishment Experiment atau FLEX.

Astronot melakukan percobaan api tersebut untuk memahami bagaimana memadamkan api di lingkungan mikrogravitasi. Sebab, mereka menemukan adanya tetesan kecil yang merupakan pembakaran di dalam ruang bakar FLEX. 

Tetesan tersebut terus membakar. "Itu benar, mereka tampaknya akan terbakar tanpa (terlihat) api," tutur Forman A. Williams, profesor fisika di University of California, San Diego.

Ia meyakini bahwa api tidak benar-benar hilang, namun api di luar angkasa ini menjadi 'api dingin' (berwarna kebiruan) yang bisa membakar pada suhu relatif lebih rendah. Api tersebut bersuhu sekira 500-800 Kelvin, ketimbang api pada umumnya yang bersuhu 1500 dan 2000 Kelvin.

No comments:

Post a Comment