Sunday, August 25, 2013

Astronot Hampir Meninggal di Luar Angkasa Karena Tenggelam



Vemale.com - Menjadi penjelajah di luar angkasa tentu terdengar sangat fantastis dan menggiurkan. Memakai baju tebal, berada di dalam roket dan berada jauh dari bumi adalah pengalaman yang sangat mahal untuk dibeli. Menjadi astronot adalah mimpi bagi banyak anak-anak, karena bayangan memijakkan kaki di bulan dan berfoto melayang di angkasa adalah sesuatu yang keren sekali. Tapi tidak selamanya menjadi seorang astronot itu menyenangkan, karena bisa saja Anda tenggelam dan meninggal lho!

Bagaimana bisa tenggelam di luar angkasa, sedangkan air hanya ada di bumi? Parmitano, 36 tahun, astronot asal Italia, menyebutkan bahwa dirinya pernah hampir mati tenggelam di luar angkasa. Hal ini setelah helm pelindungnya terisi air saat melakukan ekspedisi di tanggal 16 Juli kemarin, dikutip dari merdeka.com. Tidak semua orang bisa menjadi astronot, dan Parmitano menjadi salah satu orang yang berhasil mewujudkan impiannya menjadi penjelajah antariksa.

Saat melakukan ekspedisi itu, Parmitano tidak sadar bahwa ada air yang berada di dalam helm pelindungnya. Setelah membuka pintu dan menyingkirkan kabel keamanan, Parmitano dan seorang astronot NASA, Chris Cassidy, sedang dalam sebuah perjalanan menuju ISS. Parmitano mengambil jalan lain yang lebih lurus dan cepat, tapi dari sinilah awal dirinya tenggelam dimulai.

Parmitano terbelit kabel dan merasa ada air yang menyeruak di dalam baju astronotnya. "Ada sensasi serangan air yang kuat dari belakang leher saya yang kemudian mengejutkan -- padahal saat itu seorang astronot sama sekali tak boleh bingung dan terkejut," ujar Parmitano lagi mengenang kejadian paling bersejarah dalam hidupnya itu. Ternyata ada kesalahan dalam baju antariksa Parmitano yang menyebabkan air yang fungsinya sebagai pendingin tubuh ini sehingga bocor.

Karena baju dan penutup kepalanya tercemar air, Parmitano kesulitan bernapas dan bergerak. Dirinya tidak mungkin melepas baju astronotnya karena hal itu sama saja dengan bunuh diri. Seperti bertarung dengan maut, Parmitano berusaha keras kembali ke ISS dengan baju yang basah dengan air dan oksigen yang semakin menipis.

Dengan susah payah akhirnya Parmitano mencapai ISS dan mendapat pertolongan dari tim NASA. Pengalaman mendebarkan ini ditulis Parmitano dalam sebuah blog. "Luar angkasa tak ubahnya sebuah daerah perbatasan yang keras dan tak ramah. Ingat, kita penjelajah, bukan penjajah. Ketrampilan dan teknologi kita (yang terbatas) kadang membuat sebuah hal yang seharusnya tak muncul terjadi. Kadang kita lupa akan hal ini, padahal seharusnya tidak" ujar Parmitano. Ternyata ke manapun kita pergi, harus selalu berhati-hati ya ladies! Karena kesalahan kecil saja bisa membawa celaka bagi kita.

No comments:

Post a Comment