Friday, August 23, 2013

Ini Dampak Rupiah Melemah



Sejumlah tempat penukaran uang atau money changer di Jakarta ramai dikunjungi oleh warga yang ingin menukarkan uang saat harga dolar Amerika Serikat (AS) mencapai Rp 11.050.

Marketing PT Indo Multi-Valasindo, Yuni kepada Antara di Jakarta, mengatakan alasan mereka umumnya untuk kebutuhan pribadi maupun keperluan investasi. "Kalau di sini tetap saja banyak pelanggan yang ingin menukarkan uang walaupun harga dolar AS naik. Kebanyakan pelanggan yang datang menukarkan dolar ke rupiah, dan rata-rata mereka untuk investasi," ujarnya.

Harga dolar AS saat ini di PT Indo Multi-Valasindo kawasan Sabang, Jakarta Pusat sebesar Rp 11.050 untuk kurs beli, sementara Rp 11.250 untuk kurs jual. Hal itu dimanfaatkan oleh salah satu pelanggan di PT Indo Multi-Valasindo, Tanti, untuk menjual uang dolar AS yang dimilikinya agar mendapatkan keuntungan.

"Saya memang suka menyimpan uang dolar untuk investasi. Saya lihat harga dolar menguat dan cukup tinggi jika dibandingkan waktu pertama kali saya beli, sekitar Rp 9.000. Berarti kalau saya tukar saat ini, saya untung," kata Tanti.

Kondisi serupa juga terjadi di money changer PT Prima Sentral Dinamika, Tangerang yang terlihat ramai dikunjungi oleh para pelanggan yang ingin menukarkan uangnya. "Kalau di sini, jual atau beli sama saja, seimbang. Masih banyak yang mau beli dolar, yang jual juga banyak," kata Marketing PT Prima Sentral Dinamika, Soleh. Selain digunakan sebagai investasi, masyarakat juga membutuhkan dolar AS sebagai kebutuhan mereka untuk bertransaksi saat berada di luar negeri.

"Sebenarnya harga dolar saat ini memang sangat tinggi, tapi saya memang butuh, karena mau pergi keluar negeri. Oleh karena itu, mau tidak mau walau tinggi saya tetap harus beli," kata seorang wiraswasta, Hengky.

No comments:

Post a Comment