Friday, April 5, 2013

Tukang Sol Sepatu



Cuaca hari ini sangat sangat panas. Mbah Sarno terus mengayuh sepeda tuanya menyisir jalan perumahan Condong Catur demi menyambung hidup. Mbah Sarno sudah puluhan tahun berprofesi sebagai tukang sol sepatu keliling. Jika orang lain mungkin berfikir “Mau nonton apa saya malam ini?”, Mbah Sarno cuma bisa berfikir “saya bisa makan atau nggak malam ini?”

Di tengah cuaca panas seperti ini pun terasa sangat sulit baginya untuk mendapatkan pelanggan. Bagi Mbah Sarno, setiap hari adalah hari kerja. Dimana ada peluang untuk menghasilkan rupiah, disitu dia akan terus berusaha. Hebatnya, beliau adalah orang yang sangat jujur. Meskipun miskin, tak pernah sekalipun ia mengambil hak orang lain.

Jam 11, saat tiba di depan sebuah rumah mewah di ujung gang, diapun akhirnya mendapat pelanggan pertamanya hari ini. Seorang pemuda usia 20 tahunan, terlihat sangat terburu-buru. Ketika Mbah Sarno sedang menambal sepatu pemuda yang bolong tersebut, sang pemuda terus menerus melihat jam. Namun Karena pekerjaan ini sudah digeluti Mbah Sarno selama bertahun-tahun, dalam waktu singkat pun ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya.

Wah cepat sekali. Berapa pak?”
5000 rupiah mas”

Sang pemuda pun mengeluarkan uang seratus ribuan dari dompetnya. Mbah Sarno jelas kaget dan tentu ia tidak punya uang kembalian sama sekali apalagi sang pemuda ini adalah pelanggan pertamanya hari ini.

Wah mas gak ada uang pas ya?”
Nggak ada pak, uang saya tinggal selembar ini, belum dipecah pak”
Maaf Mas, saya nggak punya uang kembalian”
Waduh repot juga kalo gitu. Ya sudah saya cari dulu sebentar pak ke warung depan”
Udah mas nggak usah repot-repot. Mas bawa dulu saja. Saya perhatikan mas lagi buru-buru. Lain waktu saja mas kalau kita ketemu lagi.”
Oh syukurlah kalo gitu. Ya sudah makasih ya pak.”
Jam demi jam berlalu dan tampaknya ini hari yang tidak menguntungkan bagi Mbah Sarno. Dia cuma mendapatkan 1 pelanggan dan itupun belum membayar. Ia terus menanamkan dalam hatinya,
Ikhlas. Insya Allah akan dapat gantinya.”
Waktu menunjukkan pukul 3 lebih, Mbah Sarnopun menyempatkan diri shalat Ashar di masjid depan lapangan bola sekolah. Selesai shalat ia berdoa.
Ya Allah, izinkan aku mencicipi secuil rezekimu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendakMu.”

Selesai berdoa panjang, ia pun bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Saat ia akan menuju sepedanya, ia kaget karena pemuda yang tadi siang menjadi pelanggannya telah menunggu di samping sepedanya.
Wah kebetulan kita ketemu disini lagi Pak. Ini bayaran yang tadi siang pak.”
Kali ini pemuda tadi tetap mengeluarkan uang seratus ribuan. Tidak hanya selembar, tapi 5 lembar.
Loh loh mas? Ini mas belum mecahin uang ya? Maaf mas saya masih belum punya kembalian.
Ini juga kok 5 lembar mas. Ini nggak salah ngambil mas?”
Nggak pak, terima saja semua uang ini, Hari ini tadi saya tes wawancara. Telat 5 menit saja saya sudah gagal pak. Untung bapak membiarkan saya pergi dulu. Insya Allah minggu depan saya berangkat ke Prancis pak. Saya mohon doanya pak”
Alhamdulillah selamat ya Mas, Tapi uang ini terlalu banyak ?”
Saya bayar upah sol sepatu saya Rp 5000 pak. Sisanya untuk membayar kesuksesan saya dan keikhlasan bapak membantu saya hari ini.”

Tuhan punya cara tersendiri dalam menolong hamba-hambaNya yang mau berusaha dalam kesulitannya. Dan kita tidak akan pernah tahu kapan pertolongan itu tiba. Keikhlasan akan dibalas dengan keindahan, Kesuksesan akan menyertai keikhlasan dan rasa syukur.

No comments:

Post a Comment